Senin, 23 Februari 2009

Caleg kita

Kalau kita perhatikan banyak caleg kita yang kurang berbobot untuk melancarkan iklan-iklan untuk mempromosikan dirinya yang saat ini beredar di daerah-daerah sasaran mereka. Pola pikir masyarakat kita yang sedang beranjak dewasa ini tidak disadari oleh para calon wakil rakyat kita, atau mungkin calon wakil rakyat kita yang kurang mengerti pola pikir rakyat ini. Bagi beberapa kalangan yang masih merasakan tromatik dan anti pati dengan prangkat pemerintah yang sampai saat ini belum bangkit dari keterpurukan malah dibuat makin memperburuk dengan situasi persaingan para caleg-caleg yang sebenarnya teman satu partai. Permasalahannya tidak semua orang mendukung aksi tersebut, khususnya saya. Sangat jelas dampak dari perang iklan untuk mempromasikan mereka ini sangat memperihatinkan. Mengapa?...coba lihat photo dari rekan kita yang dengan sangat antusias memperhatikan pergerakan kampanye lokal yang ada di bawah ini...


Salah Ketik?...




Model fiktif? atau terlalu kreatif?!





Almarhum?



Trendi...?



Rakyat punya selera?!(siapa yang selera?)




Beckham...?




Rocker apa pengaruh partai lama?



Jauh tapi dekat...?!



Dan pertarungan dua individu yang direalisasikan dan dipertontonkan untuk rakyat(menurut saya)


Sekarang coba kita sedikit pahami... Menurut teman-teman apa maksud dan makna dari banner tersebut?...mereka mencoba menarik simpatisan lewat pesan yang ada pada media tersebut tapi apa tidak berlebihan?! Memang kalian memiliki modal yang entah dari mana kalian dapatkan untuk berkampanye tapi coba kalian lihat dampaknya...beberapa tahun kedepan banner, poster, spanduk, dan lainya yang berhubungan dengan media cetak yang tercetak dengan jumlah ratusan bahkan ribuan yang dijadikan alat promosi hanya akan menjadi sesuatu yang kurang berharga...


Korban-korbannya :

Rakyat

yang kurang mengerti politik, dan pada akhirnya memilih karena hanya ingat sesuatu yang terekam di jalanan tanpa tau isinya atau program-program apa yang mereka janjikan.

Lingkungan kita

yang pastinya dijadikan tempat untuk memasang, menempelkan, mendirikan, dan mempromosikan wajah-wajah mereka. dan pastinya kita para warga yang kebetulan dekan dengan media tersebut dengan terpaksa membersihkan semua itu pasca kampanye .

Designer dadakan

Jelas para designer atau para perancang photo dadakan ini pasti menjadi kambing hitam oleh para pengorder karena dianggap kurang mengerti media komunikasi.

Designer Pro

untuk golongan ini, pasti jadi gerah melihat banyaknya kekurangan para designer dadakan yang dibayar seadanya dan tak dianggapnya keberadaan juga kemampuan yang mereka miliki sebagai designer sejati.


Ya...pendapat kita berbeda-beda tapi bagaimana dengan photo-photo yang lainnya...?!yang mungkin teman-teman melihatnya sendiri...


Tidak ada komentar: